Modal Awal Leader: Otoritas

Modal Awal Leader: Otoritas

Edisi 10, 23 Maret 2020

MPD memberikan definisi otoritas sebagai akses terhadap sumber daya.  Setiap posisi memiliki otoritas tertentu agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik.  Ini terkait akses terhadap sumber daya SDM, Keuangan, Kerahasiaan, Keputusan dan seterusnya yang umumnya semakin tinggi seseorang semakin besar aksesnya.

                Setiap posisi mempunyai otoritas.  Otoritas Manajer jelas lebih besar dari Otoritas Supervisor yang menjadi stafnya, tetapi tidak berarti Supervisor tersebut menjadi ajudan dari sang Manajer.  Ketika supervisor mengambail keputusan di area otoritasnya,  sebaiknya keputusan itu dihargai oleh Manajernya kecuali bila hal tersebut merugikan kepentingan lebih besar dari organisasi atau berbenturan dengan kepentingan unit lain.  Pada saat itu diskusi diperlukan untuk menemukan keputusan yang lebih baik.

                Ketika manajer mendapat target dari Manajemen/Direksi, maka tentu ia ingin memastikan target itu tercapai lewat tim yang ada di unitnya.  Kadang kemudian terjadi perbedaan perspektif mengenai cara mencapai target tersebut.  Bila terjadi perbedaan metode atau pendekatan untuk mencapai tujuan tertentu antara manajer dan supervisor, sebaiknya manajer tetap memberikan otoritas pada sang supervisor untuk menentukan pilihannya.  Debat antara manajer dan supervisor bisa terjadi sepanjang memastikan seluruh perspektif dan argumen sudah disampaikan. 

Respek terhadap otoritas staf ini dalam jangka pendek bisa terkesan merugikan ketika Pemimpin tahu pilihan itu tidak optimal, namun dalam jangka panjang ia akan bagus sebagai upaya menghormati sistem dan memberdayakan tim.

                Bypass dalam situasi urgent tentu diperbolehkan.  Bypass di sini berarti Manajer mem-by pass Supervisor untuk memberikan instruksi pada staf yang ada di bawahnya.  Tetapi bypass tersebut hendaknya ditindaklanjuti  dengan 2 hal: Manajer memberitahu Supervisor mengenai hal tersebut sesegera mungkin sehingga Supervisor bisa ikut memonitornya dan Staf memberitahu Supervisor sehingga Supervisor mengetahui tambahan beban kerja dia.

                Ketika pemimpin menggunakan otoritasnya, dia bisa dibilang menggunakan power (bahasa umum: kekuasan) untuk menjalankan tugasnya.  Kadang seseorang memaksakan power melebihi otoritasnya sehingga bisa merusak jejaring otoritas yang ada.  MTOP Leader dalam mengembangkan pengaruh pada tim, justru cenderung underpower.  Karena ia lebih mengandalkan relasi yang baik yang dibangun di atas kepercayaan dan respect.  Overpower bisa menimbulkan keterpaksaan, semacam ‘keterjajahan’ yang menyebabkan koordinasi tidak optimal.     Kemampuan leader mengembangkan pengaruh dengan cara mempunyai kedekatan yang baik dengan tim, merupakan salah satu ciri penting MTOP Leader.

Leave a Reply

Close Menu